About Author

love name

RSS feed


ShoutMix chat widget

Sabtu, 01 Oktober 2011

Khalifah Abu Bakar

Posted by chizbie phikrie On 23.53


  Pengangkatan Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah

Proses pengangkatan Sayyidina Abu Bakar menjadi Khalifah dilakukan didalam satu musyawarah atau pertemuan di Sagifah Bani Saidah (sebuah Balairung
di kota Madinah).
Pertemuan tersebut diadakan oleh orang-orang Anshar, dalam rangka memilih seorang Khalifah sebagai pengganti Rasulullah SAW. hal itu mereka lakukan dikarenakan saat itu orang-orang Anshar dan Muslimin lainnya berkeyakinan, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menunjuk seseorang sebagai penggantinya.
Pada awalnya kaum Anshar akan mengangkat seseorang dari mereka, yaitu Saad bin Ubadah untuk menduduki jabatan Khalifah. Namun setelah beberapa tokoh Muhajirin menyusul datang dan ikut bermusyawarah, maka diantara orang-orang Anshar ada yang bersikap agak lunak dan menyarankan agar dari Anshar diangkat seorang Amir dan dari Muhajirin diangkat seorang Amir.
Tapi Alhamdulillah, setelah Sayyidina Abu Bakar berpidato dan menerangkan keutamaan Muhajirin untuk menduduki jabatan Khalifah, maka akhirnya
orang-orang Anshar menyadari hal tersebut dan menerima saran-saran dari Sayyidina Abu Bakar.
Selanjutnya Sayyidina Abu Bakar mengakhiri pidatonya dengan sarannya, agar hadirin mengangkat salah satu dari sesepuh Muhajirin yang hadir di pertemuan tersebut, yaitu Sayyidina Umar atau Abu Ubaidah Ibnul Jarroh.
Mendengar saran yang penuh dengan keikhlasan dari Sayyidina Abu Bakar tersebut, Sayyidina Umar langsung menyahut : “Tidak, tidak mungkin saya diangkat sebagai pemimpin satu kaum sedang dalam kaum itu ada engkau.” Yang dimaksud oleh Sayyidina Umar tersebut adalah tidak ada orang yang lebih pantas untuk menduduki jabatan khalifah, melebihi Sayyidina Abu Bakar. Memang keutamaan Sayyidina Abu Bakar bukan rahasia lagi bagi para sahabat.
Demikian diantara kata-kata Sayyidina Umar, selanjutnya seraya mengulurkan tangannya beliau berkata kepada Sayyidina Abu Bakar : “Ulurkan tanganmu, untuk aku bai’at.”

Setelah Sayyidina Umar membaiat Sayyidina Abu Bakar, hadirinpun segera berebut membaiat Sayyidina Abu Bakar sebagai khalifah.
Besoknya dimasjid Nabawi diadakan pembai’atan umum dan Alhamdulillah berjalan dengan baik dan lancar, dan saat itu tidak ada satu orangpun yang protes atau tidak menyetujui pembai’atan tersebut. Hal mana karena semua sepakat, agar kekosongan pimpinan harus segera diisi. Bahkan pemakaman Nabi terpaksa diundur, karena menunggu terpilihnya Khalifah.
Apabila ada keterlambatan dari dua tiga orang dalam membai’at dikarenakan alasan masing-masing, toh akhirnya semua menerima dengan ikhlas pengangkatan Sayyidina Abu Bakar tersebut.
Perlu diketahui bahwa sahnya seorang Khalifah, tidak harus dengan di bai'at oleh seratus persen Muslimin, tapi yang penting dibai'at oleh mayoritas Muslimin.
Hal ini dikuatkan dengan keterangan Imam Ali, dimana ketika Imam Ali berkirim surat kepada Muawiyah, beliau memberitahukan bahwa pengangkatan beliau sebagai Khalifah itu sah, karena beliau juga telah di bai'at oleh orang-orang yang telah membai'at Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar serta Sayyidina Ustman. Selanjutnya Imam Ali berkata :
Apabila dalam permusyawaratan itu diputuskan mengangkat seseorang, maka Allah akan meridhoinya dan semua yang hadir harus menyetujuinya, sedang bagi yang tidak hadir, tidak boleh menolak. Kemudian bila ada yang membangkang, maka harus diperingatkan dahulu, dan apabila tetap membangkang maka
harus di perangi “.

Demikian kata-kata Imam Ali, dimana diantaranya menunjukkan pengesahannya atas kekhalifahan Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar serta Sayyidina Ustman. Disamping merupakan pengarahan-pengarahan dari beliau kepada kaum Muslimin, dalam menghadapi orang-orang yang tidak mengakui atau menolak kekhalifahan Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar dan Sayyidina Ustman.
Surat Imam Ali kepada Muawiyah tersebut dikirim saat Imam Ali diangkat sebagai Khalifah keempat dan surat ini dimuat dalam kitab Nahjul Balaghoh, satu kitab yang sangat diagungkan oleh orang-orang Syiah.
Yang perlu digaris bawahi dari permusyawaratan di Sagifah Bani Saidah tersebut adalah, bahwa yang mengadakan pertemuan itu, adalah orang-orang Anshar, bukan Sayyidina Abu Bakar atau Sayyidina Umar atau orang-orang Muhajirin yang lain. Karenanya kita umat Islam wajib berterima kasih kepada tokoh-tokoh Muhajirin, yang begitu mendapat informasi mengenai adanya pertemuan di Sagifah, segera mendatangi pertemuan tersebut. Sehingga perpecahan tidak sampai terjadi. Sebab dapat kita bayangkan, apa yang akan terjadi andaikata orang-orang Anshar sampai mengangkat Khalifah sendiri.
Disamping itu pertemuan di Sagifah tersebut, membuktikan tidak adanya wasiat mengenai penunjukan atau pengangkatan pengganti Rasulullah SAW. Sebab apabila ada wasiat dari Rasulullah, pasti dalam permusyawaratan tersebut akan menjadi pokok pembahasan. Tapi kenyataannya tidak ada satu orangpun yang menyampaikan argumentasinya mengenai adanya pengganti Rasulullah SAW. Memang saat itu ajaran Ibnu Saba’ belum ada, sebab dia belum masuk Islam.
Sedang argumentasi yang sering dibawa oleh orang-orang Syiah sekarang adalah hasil rekayasa ulama-ulama Syiah yang mengartikan hadits-hadits Rasulullah menurut selera mereka, demi untuk menunjang ajaran-ajaran mereka.
Apabila disana sini ada semacam tanda-tanda yang diartikan oleh beberapa orang sebagai isyarat untuk menjadi pengganti Rasulullah SAW setelah wafatnya, misalnya : Rasulullah SAW memerintahkan atau menunjuk Sayyidina Abu Bakar untuk menjadi penggantinya dalam mengimami shalat, atau Rasulullah mengangkat Sayyidina Ali sebagai pemimpin dalam perang Khaibar, atau Rasulullah mengangkat Ibin Ummi Maktum sebagai pemimpin (ad interim) di Madinah, disaat Rasulullah pergi berperang, atau Rasulullah mengangkat orang-orang lain sebagai pemimpin (ad interim) juga di Madinah, saat Rasulullah dalam peperangan-peperangan yang lain, maka hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai bukti penunjukan atau pengangkatan sebagai pengganti Rasulullah setelah wafatnya.
Perlu kita sadari bahwa masalah Khalifah, adalah masalah yang sangat penting. Karenanya apabila Rasulullah akan menunjuk seseorang untuk menduduki jabatan tersebut, pasti akan dikatakannya dengan jelas dan tegas dan tidak dengan
samar-samar.
Dalam hal ini seorang  cucu Imam  Ali yang bernama Hasan Al-Muthanna bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib, ketika ditanyakan kepadanya, apakah hadits :
 “ Man Kuntu Maulahu Fa Aliyyun Maulahu “. itu merupakan Nash pengangkatan Imam Ali sebagai Khalifah, bila Rasulullah wafat ?. Beliau menjawab : Apabila yang dimaksud oleh Rasulullah itu kekhalifahan sesudahnya, maka beliau akan berkata dengan jelas sebagai berikut : “ Hai orang-orang, ini adalah penggantiku yang akan memimpin kalian sesudahku, maka dengarkanlah dia dan patuhi “.

Kemudian lanjut cucu Imam Ali tersebut : “ Saya bersumpah demi Allah, andaikata Allah dan Rasul Nya menunjuk dan memilih Ali untuk menduduki jabatan Khalifah tersebut, dan kemudian Ali tidak melaksanakannya, maka beliau adalah orang pertama yang meninggalkan perintah Allah dan Rasul Nya”.

Ketika penanya bertanya lagi : “Tidakkah Rasulullah pernah berkata : “Man Kuntu Maulahu Fa Aliyyun Maulahu ?”. Beliaupun langsung menjawab: “ Demi Allah, apabila yang dimaksud Rasulullah itu mengenai Khalifah, maka beliau akan berkata dengan terang dan jelas, sebagaimana beliau menjelaskan mengenai shalat dan zakat, dan akan berkata : “ Hai orang-orang sesungguhnya Ali adalah pemimpin kalian sesudahku dan dia yang akan meneruskan perjuanganku”.

Itulah jawaban cucu Imam Ali mengenai hadits tersebut dan sekaligus sebagai petunjuk dari beliau mengenai tidak adanya wasiat dari Rasulullah SAW mengenai pengganti beliau.
Andaikata maksud hadits tersebut sebagai penunjukan dan pengangkatan Imam Ali sebagai Khalifah bila Rasulullah wafat, sebagaimana yang diyakini oleh pengikut Ibin Saba’, maka pasti hadits tersebut akan menjadi pokok pembahasan dalam pertemuan di Sagifah Bani Saidah. Sedang kenyataannya tidak satu orangpun yang menyebut-nyebut hadits itu. Hal mana karena hadits tersebut memang tidak ada hubungannya dengan kekhalifahan, dan faham yang demikian itu sudah menjadi keyakinan kaum Muslimin saat itu, termasuk keyakinan Imam Ali dan Ahlul Bait yang lain. Bahkan apabila hadits tersebut, dimaksudkan sebagai penunjukan dan pengangkatan Imam Ali sebagai Khalifah bila Rasulullah wafat, maka pertemuan untuk memilih Khalifah di Sagifah Bani Saidah tidak akan terjadi atau tidak sampai diadakan, sebab otomatis begitu Rasulullah wafat, Imam Ali langsung menjadi Khalifah, sebab beliau sudah diangkat oleh Rasulullah.
Namun kenyataannya Imam Ali tidak pernah menyatakan dirinya sebagai pengganti Rasulullah dan tidak pernah menuntut kekhalifahan dari Sayyidina Abu Bakar, dengan membawa argumentasi atau menyebut hadits tersebut.
Demikian diantara bukti tidak adanya wasiat dari Rasulullah mengenai ditunjuknya Imam Ali sebagai Khalifah bila Rasulullah wafat. Karena apabila ada perintah atau wasiat tersebut pasti sudah dikerjakan oleh Imam Ali, apapun akibatnya.
Apabila ulama-ulama Syiah berkata, bahwa Imam Ali tidak melaksanakan perintah atau wasiat Rasulullah tersebut karena takut fitnah, maka keyakinan mereka itu justru menambah kesesatan mereka dan dapat menjurus kepada kekufuran.
Sebab kata-kata mereka itu bila dijabarkan, berarti Rasulullah menunjuk Imam Ali menjadi Khalifah itu untuk membuat fitnah atau agar terjadi fitnah. Karenanya menurut mereka, Imam Ali berkeyakinan lebih baik meninggalkan perintah Rasulullah daripada melaksanakan perintah atau wasiat Rasulullah yang dapat membawa fitnah dan malapetaka bagi umat Islam.
Itulah argumentasi ulama-ulama Syiah, yang apabila kita amati justru menuduh dan menghina Rasulullah dan Imam Ali. Padahal kita umat Islam berkeyakinan, bahwa Rasulullah diutus oleh Allah sebagai Rahmatan Lil Alamin dan tidak untuk membuat fitnah.
Adapun Imam Ali, maka dalam sejarah versi Ahlussunnah Waljamaah, beliau dikenal sebagai seorang pemimpin yang arif lagi bijaksana. Namun dalam mempertahankan haknya sebagai Khalifah, beliau sampai berperang dengan siapa saja yang dianggapnya memberontak. Seperti dalam perang Jamal, perang Shiffin dan dengan orang-orang Khowarij.
Beliau tidak mengenal istilah takut fitnah atau takut mati dalam mempertahankan haknya sebagai Khalifah, apalagi dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul Nya. Itulah diantara sifat-sifat mulia Imam Ali, namun oleh ulama-ulama Syiah, beliau sering digambarkan sedikit-sedikit Tagiyah atau sedikit-sedikit takut ini dan takut itu, sampai meninggalkan dan menghianati perintah Allah dan Rasul Nya.
Demikian sedikit mengenai jalannya pertemuan atau permusyawaratan di Sagifah Bani Saidah. Sehingga dapat kita pastikan, bahwa pengangkatan Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah tersebut tidak direncanakan terlebih dahulu atau diatur sebelumnya, tapi secara tiba-tiba atau dalam istilah Sayyidina Umar disebut Faltah. Dimana asal mulanya orang-orang Anshor merencanakan akan mengangkat seseorang dari mereka sebagai Khalifah, tapi Allah menghendaki Sayyidina Abu Bakar yang menjadi Khalifah, sehingga secara tiba-tiba hadirin membai'at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah dan selamatlah Muslimin dari perpecahan.

Saya memilih khalifah ini karena beliau merupakan sahabat terdekat Nabi. Beliau juga termasuk dalam golongan Assabbiqunal Awwalun. Beliau sangat percaya akan ajaran Islam. Padahal semasa itu belum banyak yang mempercayai ajaran yang dibawakan oleh Nabi. Abu Bakar juga khalifah yang membenarkan peristiwa Isra’Mi’raj.
 

Jumat, 03 Juni 2011

Posted by chizbie phikrie On 17.49

Kamis, 02 Juni 2011

Gunung Anyar Surabaya

Posted by chizbie phikrie On 22.25

Di tengah perkampungan Gunung Anyar Tengah Surabaya terdapat sebuah bukit tandus yang dinamakan Gunung Anyar.Menariknya, bukit itu konon berasal dari lumpur yang menyembur sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, gunung itu telah ada sebelum munculnya perkampungan yang kini cukup padat penduduk tersebut. Dan hingga sekarang lumpur asin dan minyak masih menyembur ke permukaan.

Bukit lumpur ini berada tepat ditengah perkampungan penduduk. Di sekelilingnya terdapat sebuah lapangan yang dimanfaatkan untuk bermain sepak bola. “Menurut cerita orangtua, gunungnya cukup tinggi namun karena tanahnya sering diambil akhirnya membentuk seperti bukit seperti saat ini,” kata Sugeng Prayoto (37), warga Gunung Anyar Tengah. Untunglah sekarang masih tersisa sedikit bentuk dari gunung anyar tersebut. Dan pemerintah daerah sepertinya sepakat untuk melindungi situs tersebut. Vegetasi yang terdapat di gunung anyar kebanyakan berupa kaktus dan trembesi.

Di bagian yang bisa kita katakana puncak gunung anyar tersebut kita bisa menemukan, sejumlah titik yang hingga sekarang masih menyemburkan air dan lumpur. Bahkan salah satu titik mengeluarkan cairan seperti minyak mentah, berwarna hitam pekat. Di atas bukit itu, menurut keterangan penduduk sekitar, dulunya terdapat lebih dari 10 titik semburan. Sekarang hanya menyisakan 3 titik. Penulis yang mencoba mengamati, semburan itu hanya berupa gelembung-gelembung (bubble). “Sekarang sudah banyak yang berhenti menyembur,” Jika lumpur menyembur deras maka luberannya suatu kali pernah menggenangi lapangan yang dipakai untuk sepak bola. “Akibatnya tanahnya tandus. Tidak bisa ditanami sampai sekarang sehingga dipakaianak-anak untuk main bola,” katanya mereka.

Meski menyemburkan lumpur puluhan tahun, anehnya warga setempat tidak merasa perlu khawatir atau takut. Meskipun kasus serupa juga terjadi di Porong yang lumpurnya telah menenggelamkan sejumlah desa itu.“Warga di sini biasa saja, tidak resah. Kita yakin semburan ini tidak akan menjadi seperti di Porong. Bahkan akibat semburan di Porong, semburan di sini mulai berkurang termasuk sudah ada yang berhenti,”

Untuk menuju ke lokasi semburan lumpur di Gunung Anyar Tengah ini tidak sulit. Desa tersebut lokasinya sebelah barat kampus UPN Veteran di Surabaya Timur. Hampir semua warga di Gunung Anyar sudah mengetahuinya.

Perlu diketahui fenomena semburan lumpur di Jawa Timur ini mendekati cerita dalam sejarah. Mud volcano pernah terjadi, berdasarkan peta geologi buatan Belanda 1938 memperlihatkan bahwa di peta Sidoarjo terdapat dua “moddervulkanen” atau “mudvolkano” (gunung lumpur) di daerah Sedati-Gedangan.

Satu di Poeloengan dan satu lagi di Desa Betro, Buncitan, Gunung Anyar. Blok Brantas (lokasi eplorasi dan ekploitasi Lapindo) berada pada jalur “Active Mud Volcano” yang membentang dari Purwodadi

Brosur MAN Tambakberas Jombang

Posted by chizbie phikrie On 21.52


Posted by chizbie phikrie On 21.51

Undur-Undur Sebagai Obat Diabetes

Undur-undur darat atau dalam bahasa latinnya disebut Myrmeleon sp,yang hidupnya banyak di sekitar rumah kita terutama pada tanah yang berpasir akhir akhir ini banyak yang mencarinya.Untuk apa sih....? Jawabannya adalah untuk digunakan sebagai obat.Undur undur darat ini di tengarai dapat menyembuhkan penyakit diabetes karena binatang ini mengandung zat sulfonylurea yang dapat melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin.Bagaimana cara mengkonsumsinya ..?
1.Cara pertama bisa langsung ditelan : cari undur-undur yang masih hidup(segar) lalu cuci bersih dan telan @3-4ekor
2.Cara kedua jika anda merasa jijik menelan hidup hidup,masukan undur-undur yang telah di cuci bersih ke dalam kapsul kosong.

Jumat, 29 April 2011

Tokoh Gerakan Wanita

Posted by chizbie phikrie On 17.46

R.A Kartini, Riwayat dan Perjuangannya


Judul : R.A Kartini, Riwayat dan Perjuangannya
Penulis : Drs. Mardanas Safwan
Sutrisno Kutojo
Tebal : 65 halaman
Penerbit : PT. Mutiara Sumber Widya
Tahun : Cetakan Pertama 1985
Cetakan Kedua 2001
Cetakan Ketiga 2004
“Hidup itu akan indah dan berbahagia apabila dalam kegelapan kita melihat cahaya terang”
sepotong kalimat yang diucapkan R.A Kartini semasa hidupnya ini mampu memberikan arti dan spirit tersendiri dalam perjuangan meraih persamaan dan kesetaraan gender atau disebut juga emansipasi.
Siapa yang tidak kenal dengan R.A Kartini. Wanita kelahiran 21 April 1879 ini merupakan
perintis perubahan bagi kaum wanita. Ia lahir dari keluarga bangsawan yang berpikiran maju dan sosoknya yang cekatan, lincah, pintar, suka belajar dan haus akan ilmu pengetahuan. Saat usia 7 tahun, ia bersekolah di Sekolah Kelas Dua Belanda. Selain belajar di sekolah, ia juga kerap memperoleh pelajaran Bahasa Jawa, memasak, menjahit, mengurus Rumah Tangga dan pelajaran agama di rumahnya. Keluarganya sangat mengedepankan pendidikan. Sebagai seorang gadis kecil yang lincah ia hanya berpikir mengenai sekolah dan bermain. Hingga suatu hari seorang teman Belanda-nya bertanya mengenai cita-cita Kartini setelah tamat sekolah. Ia mulai memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut sampai akhirnya ia memikirkan untuk mengubah nasib kaum wanita di kemudian hari. Usia 12 tahun, setelah tamat sekolah dasar, Kartini menjalani masa pingitan. Hidupnya berubah, ia kesepian dan tidak boleh melanjutkan pendidikan. Hidupnya ibarat burung dalam sangkar emas. Keluarganya yang memegang teguh
adat lama, tidak menyetujui keinginan Kartini yang menghendaki perubahan. Kartini hanya bisa mencurahkan cita-cita perjuangannya dalam bentuk surat. Ia rajin menulis surat kepada temantemannya di Belanda. Isinya mengandung cita-cita yang luhur, terutama untuk mengangkat derajat wanita Indonesia. Berkat surat-surat ini, tahun 1903 didirikan Sekolah Kartini Pertama di Semarang. Dan di usia 25 tahun, R.A Kartini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Perjuangan R.A Kartini tidak serta merta didapatkan begitu saja, butuh proses dan perjalanan panjang dalam menapakinya. Ketidaksetujuan keluarga ditambah celaan sebagai penentang adat dan tradisi datang selama proses menuju perubahan. Namun R.A Kartini tidak berhenti, ia tetap dengan pendiriannya untuk melawan kebiasaan atau adat yang kuno dan kolot. Ia ingin agar wanita Indonesia setara dengan pria, memiliki hak bukan hanya kewajiban dan juga bisa sejajar dengan wanita-wanita dari Negara lain.
Penjabaran di atas hanya sepenggal dari kisah panjang R.A Kartini semasa hidupnya yang
dikutip dari sebuah buku berjudul R.A Kartini Riwayat dan Perjuangannya. Buku setebal 65 halaman ini mampu menghipnotis pembaca untuk merasakan penasaran akan kisah-kisah R.A Kartini karena penyajiannya yang teratur dan sistematis dimulai dari masa kanak-kanak, masa muda, masa dewasa, perjuangan R.A Kartini dalam mencapai emansipasi wanita, perjuangan dalam bidang pendidikan, dan saat-saat terakhir hingga kemajuan wanita Indonesia sesudah R.A Kartini wafat. Selain itu, disertakan pula gambar yang walaupun hanya sedikit, namun cukup untuk menggambarkan sosok R.A Kartini dan kehidupan pada saat itu. Bahasa yang dipakai mudah dimengerti dan tepat sasaran sehingga cocok untuk dibaca oleh semua kalangan baik tua maupun muda. Karena memang buku ini tidak terlalu tebal, maka dapat dibaca pada waktu luang dan bisa dibawa kemana-mana. Selain itu, di akhir halaman terdapat rangkuman dari isi buku sehingga lebih membantu proses pemahaman jalan cerita dari buku ini.
Bagi para mahasiswa, buku ini cocok untuk menambah referensi bacaan bermutu karena selain kita bisa lebih mengenal dekat sosok R.A Kartini, kita juga bisa mengetahui bagaimana sulitnya perjuangan R.A Kartini saat itu dan sudah seharusnya kita bangga memiliki seorang tokoh seperti R.A Kartini.

LKS Sejarah Bab III

Posted by chizbie phikrie On 17.42


Kegiatan Siswa 3.2 halaman 36

1. Van de Venter : tokoh yang memberi gagasan untuk melahirkan golongan intelektual
yang menjadi pelopor pergerakan nasional.
2. H. Samanhudi : Pendiri Sarekat Dagang Islam
3. Douwes Dekker : Pendiri Indische partij
4. M. Tabrani : Ketua Kongres Pemuda I
5. Snevliet :Orang Belanda yang memperkenalkan organisasi ISDV (Indische Social
Democratische Vereniging) yang kemudian diubah menjadi PKI
6. Sugondo Joyopuspito : Ketua Kongres Pemuda II
7. H.O.S Cokroaminoto : Pengubah nama Sarekat Dagang Islam menjadi sarekat Islam
8. Ki Hajar Dewantara :Pendiri Taman Siswa
9. Ahmad Dahlan :Pendiri Muhammadiyah
10. Moh. Husni Thamrin :Ketua GAPI(Gabungan Politik Indonesia )

Uji Kompetensi 3.2 halaman 37-38
I.
1. e. Kemenengan Rusia atas Jepang
2. e. Merupakan organisasi politik yang pertama di Indonesia
3. d. Sarekat Islam pertama kali didirikan dengan tujuan mencapai kemerdekaan bagi Indonesia
4. d. Mendirikan lembaga pendidikan
5. c. Pedagang Indonesia
6. b. Sarekat Islam bersifat terbuka bagi masyarakat yang mayoritas beragama Islam
7. b. Mencapai kemerdekaan Indonesia
8. d. Douwes Dekker
9. a. Wahidin Sudirohusodo
10. e. Pemerintah kolonial membatasi ruang gerak dari tokoh-tokoh nasional

II.
1.Melahirkan golongan masyarakat terpelajar yang menjadi pioneer dalam perjuangan politik
modern melalui organisasi partai politik.
2.Sarekat Islam disusupi paham komunis sehingga Sarekat Islam pecah menjadi dua.
3.Adanya perasaan kecewa tokoh-tokoh pergerakan nasional karena petisi Sutarjo yang berisi
tuntutan pemberian status dominion bagi Indonesia ditolak oleh Belanda tanpa
diperdebatkan dalam parlemen.
4.Karena cita-cita dari Indische partij yakni memerdekakan Indonesia.
5.Menanamkan cita-cita persatuan nasional, memberantas segala bentuk tindakan yang
membawa kebencian antar agama dan ras, memberantas kesombongan social dalam
pergaulan.

Organisasi Pergerakan Nasional

Posted by chizbie phikrie On 17.38


Berdiri
Pendiri
Sifat gerakan
Tujuan
Budi Utomo
20 Mei 1908
Dr. Sutomo dan Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Terbatas
Memajukan Hindia-Belanda yang dicapai melalui pendidikan, pertanian, perdagangan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Sarekat Islam
1911
H. Saman Hudi
Merakyat (terbuka)
Memajukan perdagangan, membantu para anggota dalam permodalan perdagangan, memajukan kehidupan agama Islam, memperbaiki pendapat yang keliru mengenai agama Islam, memajukan pengajaran dan pendidikan untuk meningkatkan derajat bangsa.
Indische partij
25 Desember 1912
Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat (Tiga Serangkai)
Terbuka
Menanamkan cita-cita persatuan nasional, memberantas segala bentuk tindakan yang membawa kebencian antar agama dan ras, memberantas kesombongan social dalam pergaulan.
Muhammadiyah
18 November 1912
KH. Ahmad Dahlan
Menyebarluaskan ajaran Islam yang sesuai Al-Qur’an dan Hadits, memajukan pendidikan berlandaskan Islam, Pengembangan pengetahuan yang diselaraskan dengan kehidupan modern, meningkatkan kesejahteraan hidup umat Islam.
PKI
23 Mei 1920
H.J.F.M Sneevliet
Kekerasan dan Pemberontakan
Menciptakan negara komunis
Taman siswa
3 Juli 1922
Ki Hajar Dewantoro
Terbuka
Mewujudkan masyarakat yang tertib dan damai.
PNI
1927
Ir. Soekarno, Mr.Sartono dan Mr. Iskaq Cokroadisuryo
Terbuka
Mencapai Indonesia merdeka
Gerakan pemuda
-Trikoro Dharmo
-Jong Sumatranen Bond
Jong Celebes, Jong Ambon,Pemuda Betawi, Sekar Rukun
-7 Maret 1915
-9 Desember 1917
-R.SatimanW., Sunardi, Sutomo.
Terbuka
Mempererat tali hubungan, menambah pengetahuan, memperkokoh rasa perstuan dan kesatuan.
MIAI
September 1937
KH. Mas Mansyur, KH. M. Dahlan, KH.Wahab, Wondo Amiseno.
Terbuka
Mempererat hubungan tali persaudaraan antar organisasi, menyamakan langkah untuk membela kejayaan Islam.
Gerakan wanita
-Putri Merdika
-Kartini Founds
-Keutamaan Istri
Kerajinan Amal Setia, Aisyiyah, Putri Budi Sejati dsb.
-1912
-R.A. Sabaruddin, R.A. Sutinah Joyopranoto, Rukmini
-Tn&Ny. C.Th.de Venter
-R.Dewi Sartika
Terbuka
-Memberi bantuan, bimbingan, penerangan pd kaum wanita pribumi dlm menuntut pelajaran&mengemukakan pendapat
-Menghimpun dana untuk pendidikan bangsa Indonesia
-Mengajar anak gadis agar mampu membaca,menulis,berhitung&ketrampilan rumah tangga.

Ulangan Harian 2 Halaman 38-40

Posted by chizbie phikrie On 17.30


I. 1.b.Sosialisme lahir sebagai reaksi terhadap perkembangan paham liberalisme.
2. b. adanya jaminan kebebasan individu
3. c. wujud kesetiaan tertinggi individu yang diserahkan pada Negara dan bangsa.
4. e. bangkitnya harga diri bangsa Asia-Afrika sehingga menimbulkan kesadaran nasional
5. b. menteri pertahanan bertanggung jawab kepada tenno
6. c.memenuhi kebutuhan tenaga kerja di daerah-daerah perkebunan Belanda di luar Jawa
7. e. adanya penyusupan yang dilakukan oleh orang-orang PKI
8. a. Indische Partij
9. b. Suwardi Suryaningrat
10. b. Perhimpunan Indonesia
11. a. menghimpun dana pelajar bagi anak jawa yang cerdas tapi kekurangan biaya
12. e. merupakan organisasi yang berani menentang kebijakan pemerintahh Hindia Belanda
13. c. 3, 4 dan 1
14. e. Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo
15. e. mayoritas penduduk Indonesia beragama islam

II. 1. Yang paling berpengaruh bagi masyarakat Indonesia adalah Edukasi. Karena sejak tahun1900 sudah mulai berdiri sekolah-sekolah untuk “kaum piyayi” maupun “rakyat biasa” yang hampir merata. Karena politik etis ( edukasi )banyak orang-orang pribumi dikirim ke belanda untuk belajar. Dan dari Edukasi pula banyak kaum intelektual yang bermunculan.
2. -Factor intern: penderitaan akibat imperialisme, muncul golongan terpelajar yang menyadari adanya persamaan nasi.
-Factor ekstern: kemenangan jepang atas rusia tahun 1904-1905; pengaruh pergerakan nasional di asia seperti cina, Filipina dan india; masuknya faham liberalisme, nasionalisme dan demokrasi.
3. SI mengadakan Kongres Luar Biasa Central Sarekat Islam. Kongres tersebut membicarakan masalah disiplin partai yang melarang penggandaan rangkap
anggota sebagai anggota partai. Melalui aturan partai tersebut, akhirnya golongan yang berpaham komunis dikeluarkan dari SI.
4. SI mengalami perkembangan yang cepat sehingga pemerintahan Belanda harus mewaspadai setiap gerak-gerik SI dengan mengeluarkan aturan SI harus bercabang- cabang. SI-pun mempunyai kebijakan untuk membuat Central Sarikat Islam. Central Sarikat Islam bertujuan untuk membantu Sarekat Islam daerah ke arah kemajuan, dan mengatur kerja sama antar-Sarekat Islam daerah.
5. Karena dianggap revolusioner dilakukan penangkapan terhadap para tokoh pemimpin PNI oleh pemerintahan belanda yang merupakan pukulan berat dan menggoyahkan keberlangsungan partai.